Tiga hari sudah bencana berlalu, dengan meninggalkan korban-korban yang kian berjatuhan. Dari data yang terkumpul dari satkorlak Kabupaten Bantul sampai hari ini, jumlah yang meninggal dunia mencapai sekitar 3391 orang, sedangkan yang menderita luka berat sekitar 6436 orang. Dan kemungkinan korban bisa bertambah lagi. Sisa-sisa kepiluan masih membekas dalam relung kalbuku. Sebuah bencana gempa yang terjadi di jogja dan Jawa Tengah, yang sebelumnya kita dikonsentrasikan pada aktivitas gunung merapi, tapi siapa yang akan menduga dalam sekejap malah terjadi sebuah gempa berkekuatan 5,9 skala richter. Pagi ini, pada sebuah berita harian Ibu kota di jelaskan bahwa, gempa bumi yang terjadi di jogja dan sekitarnya memiliki kekuatan setara bom atom Hiroshima. Kekuatanya setara dengan bom atom yang di jatuhkan amerika di Hiroshima Jepang, pada 1945.
Aku sendiri memang tidak punya keluarga yang tinggal di sana, tapi beberapa temanku ada yang kuliah di sana. Hari pertama kejadian, aku mencoba menghubunginya, tapi tidak bisa. Karena jaringan telephone di sana sedang bermasalah akibat gempa. Aku mencoba mengirim sebuah sms, dari hpku. Terkirim sms sekitar pukul 09.30 WIB dan sekitar pukul 16.30 WIB baru ada balasan sms masuk dr temanku ‘Alhamdulillah dia tidak apa-apa, dan pada siang itu dia langsung pulang ke Jawa Timur’. Masih ada beberapa teman yang tidak bisa di hubungi, aku mencoba menghubungi salah satu temanku yang saat ini sedang KKN, dan tempat KKN nya berada tidak jauh dari lereng gunung merapi. Merapi di pastikan terpengaruh gempa pada sabtu itu, sejak gempa tektonik itu aktivitas gunung yang masih berstatus awas kian meningkat tiga kali lipat. Mencoba menghubungi, adikku yang tinggal di Magelang, di sana terasa getaranya dan keadaanya baik-baik saja. Mungkin ini hanya bagian dari kepanikan-kepanikan kecilku. Hari itu aku hanya dapat melihat keadaan saudara-saudara di jogja lewat TV. Salah satu stasiun TV swasta meliput langsung, dan berita yang di suguhkan cukup aktual.
Hanya bisa terpana, dengan keadaan yang ada. Allah sudah menghendaki ini semua, dan bagi Allah tidak sulit untuk memberikan sedikit guncangan pada buminya. Sebuah teguran bagi umatnya, dan di balik ini semua pasti banyak hikmah yang dapat kita ambil. Dan dapat membuat sedikit perubahan pada diri kita, dan sudah seharusnya ada yang berubah pada diri kita. Entah bertambah kuat iman kita? menjadi lebih peka pada keadaan di sekitar kita? atau menyadari kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan selama ini? dan dapat menjadikan sebuah bahan renungan bagi diri kita. Tak kuasa air mata ini mengalir, melihat dan membayangkan betapa sakit dan perih keadaan yang di rasakan di sana. Harta benda tertimbun dengan runtuhan bangunan rumah, sanak keluarga meninggal pada saat itu juga, luka-luka memar yang di rasakan, tanpa sempat membayangkan semua ini akan terjadi. Yang Sebelumnya mereka dapat berkumpul dan bersenda gurau dengan anak dan istri, serta bercengkrama dengan teman dan sanak keluarga, semua itu hanya tinggal kenangan belaka. Belum lagi harus memirkirkan kehidupan kedepan yang harus di jalani. Hanya satu ilmu yang harus dimiliki, yaitu “ ilmu ikhlas”. Ikhlas bahwa setiap yang datang pasti akan ada yang pergi, dan Allah berhak kapan saja meminta nyawa itu kembali. Karena, hanya dia pemilik kehidupan ini. Allah akan memberi, dan kapan saja Allah ingin mengambilnya, semua itu tiada sulit baginya. Harta benda yang tak ternilai harganya, kini rata dengan tanah. Semua itu hanya Allah yang berkuasa atas bumi ini dan segala isinya. Dan tak’ ada satu pun orang yang dapat mengelak.
Korban kian bertambah, Rumah Sakit- Rumah Sakit menjadi lautan manusia tergeletak dihalaman-halaman Rumah Sakit, karena ruangan-ruangan di dalam sudah penuh dengan korban lainya. Di sana para korban meminta bantuan, luka-luka yang terdapat pada tubuhnya belum lagi darah yang kian mengucur dari kepala. Banyak sekali terlihat lansia, yang hanya bisa terdiam merasakan sakitnya. Tenaga medist yang kurang, di tambah jumlah obat-obatan yang kurang. Pada malam harinya, jogja kembali di guyur hujan. Di sana para korban hanya bisa terdiam di bawah guyuran hujan pada halaman-halaman rumah sakit yang hanya beratap tenda-tenda darurat. Rasa sakit yang belum terobati, harus di tambah lagi rasa dingin yang menyelimuti korban gempa jogja pada malam itu.
Tenda-tenda darurat di dirikan, dengan keterbatasan perlengkapan. Di sana para korban dapat sedikit beristirahat. Pada sebuah harian ibukota, ada beberapa korban berebut tempat tidur dengan kambing L. Pada siang itu matahari sedikit menampakkan diri, hawa sedang panas-panasnya dan bau hewan itu menguar lebih keras. Namun terlihat sesosok laki-laki tua yang sedang khusyuk sholat dzhuhur dalam bekapan bau yang terasa pengap itu. Subhanallah…..!!!! Aku semakin ingin pergi kesana, mencoba merasakan penderitaan yang meraka rasakan. Kian bulat tekakatku untuk dapat pergi kesana, di kampusku sendiri sedang sibuk mengumpulkan bantuan yang akan kita kirim ke sana. Satu harapanku!! dari sekian banyak bantuan yang datang, aku berharap semua bantuan itu dapat di salurkan langsung kepada korban gempa di sana. Begitu banyak bantuan mengalir, tapi tidak semua desa mendapatkan bantuan yang memadai. Kondisi yang sama buruknya terjadi di Desa Keragilan, kecamatan Gantiwarno, dan Desa Tempel Kendang Sari, Kecamatan Gunung Kidul. Di sana warga hanya mendapatkan jatah sebungkus nasi setiap hari. Dapat kita bayangkan seperti apa rasanya ??
“Untuk saudara-saudaraku yang terkena bencana gempa jogja dan Jawa Tengah, semoga di berikan ketabahan, kesabaran serta kekuatan dalam menghadapi cobaan ini”. Mari ulurkan bantuan kita, di sana saudara-saudara kita sangat membutuhkan bantuan kita. Sekecil apapun bantuan kita, akan sangat berarti bagi meraka.
Bismillah……… Alhamdulillah masih di berikan kesehatan dan kekuatan serta semangat dalam menjalani aktivitas sehari hari.Jumlah jam yang berputar masih tetap sama, dan kita senantiasa mencoba mengisinya dan menjalankanya, dengan segala rencana dan jadwal telah kita siapkan. Merenungi kembali kenapa kita di lahirkan ke bumi ini, di lahirkan dari rahim seorang ibu yang sangat mulia! Segala perjuangan telah di lakukanya, hanya karena ingin kita terlahir ke dunia ini dengan keadaan selamat.
Merangkak, berjalan, berlari hingga dapat mandiri. Ujian dan cobaan yang kian menghampiri mencoba menempa diri untuk menjadi lebih baik lagi. Segala nikmat telah di berikan oleh Allah kepada setiap hambanya, yang tak ternilai ragam bentuknya. Subhanallah…….betapa nikmat segala nikmat telah Allah berikan. Kesedihan, kebahagiaan, kesuksesan, kemiskinan, kekayaan, dan keterpurukan sudah merupakan bagian dari kehidupan.
Pernahkah sedikit terbayang akhir dari waktu kita, waktu dimana kita sudah tidak dapat lagi mengulir-ulurnya. Mencoba membayangkan detik-detik menjelang ajal kita. Yang nantinya, tak dapat seorang pun dapat menolong kita di tengah sakitnya nyawa yang tercabut.Di saat itu, sudah tak ada lagi kekuasaan, kekayaan, kemegahan, kesuksesan dan lain sebagainya.
Dan kematian adalah suatu kejadian yang paling berat dan menakutkan, yang pasti akan di temui dan di alami oleh setiap makhluknya. Dan tidak dapat dihindari dengan cara apapun. Semenjak kita berada pada rahim ibu, segala bentuk lukisan kehidupan sudah tertulis untuk kita.Kapan kita akan di lahirkan ke bumi ini dan kapan pula kita kembali padanya. Waktu kian menuntun kita pada sebuah perjalanan pulang, menuju rumah yang abadi. Karena setiap makluk yang siap menjalani kehidupan, maka siap pula menjalani sebuah kematian. Sebagaiman firman Allah “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).Dan hanya kepada kami-lah kamu di kembalikan”. QS Al-Anbiya :35 Dan usia yang di berikan kepada kita adalah sebuah amanah, di mana kita nanti akan di minta pertanggung jawabanya.
Hari demi hari telah terlewati, bulan demi bulan berganti, tahu demi tahun di lalui begitu saja. Sudah tak ada waktu lagi untuk terus mencari-cari kenikmatan dunia yang tiada abadi. Kalau ada sebuah judul film “ kiamat sudah dekat”, maka akan ada pula “ajal sudah dekat”. Semua itu masih di rahasiakan Allah, dan tidak akan diberitahukan, Jam berapa? Tanggal, hari, tahun berapa kita akan meninggal. Allah begitu rapi menyimpanya, hingga suatu saat nanti, sebuah kejutan kematian menghampiri diri kita. Yang rasa sakitnya…tak terbayangkan.
RIWAYAT NABI IDRIS
Di waktu Nabi Idris di kunjungi oleh seseorang, nabi bertanya:” siapa engkau?” kemudian orang itu menjawab : “ saya adalah malaikat pencabut nyawa”. Nabi Idris betanya kembali :” apakah engkau akan datang untuk berkunjung atau mencabut nyawa saya”. Malaikat menjawab: “ Hanya untuk berkunjung dengan izin Allah SWT”. Kemudian nabi Idris meminta hajat kepada malaikat pencabut nyawa agar supaya malaikat tersebut mencabut nyawanya dan kemudian menghidupkanya kembali sehingga dia bisa beribadah kepada Allah sesudah dia merasakan mati. Seketika itu juga malaikat maut mencabut nyawa nabi idris dengan izin Allah, tak lama kemudian malaikat memohon kepada Allah untuk menghidupkan kembali nabi idris.
Dengan izin Allah, nabi idris di hidupkan kembali dan saat itu juga malaikat bertanya kepada nabi Idris: “ Bagaimana rasanya mati?” nabi Idris menjawab : “ seperti binantang terkelupas kulitnya dalam keadaan hidup, maka rasa sakit mati itu melebihi seribu kali lipat dari itu”. Malaikat berkata: “ padahal nyawa tersebut di cabut dengan sangat hati-hati dan halus yang sebelumnya tidak pernah dilakukan terhadap seorang pun sama sekali”.
Kemudian nabi Idris meminta hajat kembali kepada malaikat, yaitu ingin melihat neraka jahanam, sehingga dia menyembah Allah sesudah dia melihat belenggu tangan, dan apa-apa yang ada di dalam neraka. Hajatnya itu di kabulkan lagi malaikat dengan izin Allah SWT, nabi Idris meminta hajatnya yang terakhir, yaitu agar supaya membawa dia ke surga sehingga dia melihat apa-apa yang ada dan yang telah di ciptakan oleh Allah di dalamnya untuk hamba-nya yang kuat.Malaikat pun mengabulkanya dengan seizin Allah, tetapi setelah nabi Idris masuk surga itu, dia tidak mau lagi keluar karena masih merasakan sakitnya. Allah pun akhirnya mengizinkan nabi Idris karena dia termasuk ahli dan keluarga surga. Sungguh betapa sangat perih dan sakitnya, sedangkan nabi saja begitu merasa hebat sakit yang di rasakanya.
Bila manusia tidak pernah sedikitpun mengingat matinya, di ibaratkan musafir yang akan menempuh suatu daerah yang tak pernah di fikirkan dan di pelajari, dalam keadaan gelap gulita pula.Sebagai hamba yang beriman, akan senantiasa mengingat dan mempersiapkan bekal yang cukup untuk perjalanan nanti..! Mempersiapkan segala pertanyaan yang telah disiapkan, jawaban apa yang dapat kita berikan tentang masa hidup kita. Dan Segala bentuk pertanggung jawabanya.
Seperti biasa hari ini di lalui dengan aktivitas yang mudah-mudahan ada sedikit ilmu yang di dapatkan dan bermanfaat. Berangkat pagi menuju sebuah tempat dimana aku bisa belajar, lebih banyak mengabiskan waktu, dan mengenal beberapa karakter orang. Dengan transportasi yang merakyat yaitu "kereta" dan siap membawa dan menyebarkan penumpangnya ke berbagai tempat dan tujuan. Dari karyawan, pelajar, mahasiswa, pedagang, sampai lansia masuk jadi satu di dalamnya. Tentu saja dengan berbagai kejadian yang siap terjadi, dengan skenario yang sudah di siapkan Allah pada semua umatnya yang berada di buminya ini. Suasana baru, atau bahkan kebosanan, mungkin juga kejutan yang siap menanti. Tinggal bagaimana kita menyikapi kejadian yang akan menimpa kita nanti, sabarkah? Ikhlaskah? Atau sebaliknya. Seperti apa juga yang akan terjadi hari ini padaku?
Melihat suasana di kantor memang kadang terasa berada pada sebuah keluarga baru. Dengan Bapak/Ibu, kakak, adik, Om dan tante. Figur-figur itu dapat dirasakan di sini. Dan memang terasa kekeluargaan, Ehhmm....meskipun terkadang ada sedikit perdebatan, dan salah faham, tapi menurutku itu hal biasa yang terjadi pada sebuah kantor. Dan tidak seperti dikantor sebelumnya yang ada hanya suasana penat dan tingkat stress yang cukup tinggi. Tapi ada juga beberapa hal yang dapat merubah suasana hati.
Untuk edisi pagi ini, sesampainya di kantor pada sebuah ruangan terbuka, terlihat beberapa karyawan di sela waktu yang masih cukup pagi, sedang bersantai sebelum memulai pekerjaan hari ini sambil menikmati secangkir kopi dan sibuk mengepulkan beberapa asap rokok, ada yang mencoba membuka obrolan dengan mencoba memaparkan kondisi yang di alamai. Sebuah masalah yang sedang di rasakan juga oleh sebagian masyarakat saat ini. Merasakan sebuah kondisi ekonomi yang makin lama makin tidak karuan. Pusing dengan kondisi keuangan dan gaji yang pas-pasan. Dengan tingkat kebutuhan yang kian hari kian melambung belum lagi harga-harga siap naik kapan saja tanpa permisi. Dengan gaji yang lumayan mentok harus menghidupi beberapa buah hati. belum lagi biaya hidup yang lainya.
Wach….lumayan rumit membayangkanya saja. Ya..memang itu adanya, tingkat kebutuhan sekarang ini cukup tinggi di bandingkan income yang di dapatkan. Banting tulang mencari rizki tambahan mungkin itu sebagian kecil jalan keluarnya. Untuk kelas ekonomi ke bawah hal ini pasti sangat dapat di rasakan. Bagaikan hidup segan mati tak mau, binggung kondisi seperti apa yang terjadi pada Negara ini. Dalam kesulitan yang terjadi, ada sebagain manusia yang menikmati dan menari-nari di atas penderitaan ini. Bila melihat betapa enaknya pejabat-pejabat diatas sana bagaikan hidup di kayangan yang saking enaknya, melambung terus di atas tanpa mau melihat kebawah, dan suatu saat nanti bisa jatuh. Dengan se-enak hatinya korupsi di sana sini pemotongan dana ini dan itu. Weleh..weleh….apa nggak inget tuch uang punya siapa?? Dan memang bener-bener udah keblinger. Zaman sudah edan, “ jamane jaman edan sing ora edan ora kedhoman “ . kalimat yang penah aku dengar untuk menggambarkan kondisi zaman sekarang. Masih banyak kepala – kepala keluarga yang lain yang merasakan betapa peliknya kondisi sekarang ini. Yach…memang kondisi Negara ini sangat memprihatinkan, jumlah hutang yang kian menumpuk belum lagi di tambah bunganya. Untuk membayangkan nilai nominalnya saja tak cukup rasanya isi kepala ini suakingg banyaknya. Ilmu apa yang mereka pelajari hingga menjadikan meraka sebagai pejabat yang hanya bisa menghabiskan uang rakyat. Makin geram rasanaya, bila melihat segala gemerlap kehidupanya.
Dengan kenyataan bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang tidak merasakan pendidikan, busung lapar dan masih banyak lagi. Sungguh malu bila melihat bahwa Indonesia, adalah Negara yang kaya akan sumber alamnya. Yang terlihat, memang kaya akan hutangnya. Dimana letak rasa manusiawinya? Apakah memang hati itu sudah tertutup dengan kenikmatan harta yang hanya sementara. Tanpa berfikir Pertanggung jawabanya kelak di hadapan sang pencipta. Harus dengan teguran apa lagi? Padahal bencana demi bencana sudah terjadi, tsunami, banjir bandang, tanah longsor, belum lagi Gunung Merapi yang masih malu-malu untuk meletus. Dan bila Allah menghendaki tidak ada yang bisa menjamin besok pagi, atau sore nanti gunung itu siap mengeluarkan segala isinya. Mudah-mudahan para pejabat di sana segera sadar dari kemabuk-kanya akan harta. Dan lebih dapat melihat kondisi Negara ini, lebih dapat menyibukkan dengan urusan-urusan yang manusiawi. Sebelum azab semakin bertubi-tubi. Tinggal penyeselan yang tersisa dan menghampiri.
"Rasulullah bersabda: “Mu’min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mu’min yang lemah.” (HR Muslim) Bagaimana agar senantiasa sehat seperti Rasulullah? Ikuti resep berikut ini: "
Rasulullah bersabda:“Mu’min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mu’min yang lemah.” (HR Muslim)Bagaimana agar senantiasa sehat seperti Rasulullah? Ikuti resep berikut ini:
Selalu Bangun Sebelum Subuh Rasul selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan shalat sunah dan shalat fardhu, shalat subuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yang mendalam antara lain:Berlimpah pahala dari Allah.Kesegaran udara subuh yang bagus untuk kesehatan/ terapi penyakit TubercolusisMemperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan.Aktif Menjaga KebersihanRasul selalu senantiasa rapi dan bersih, tiap hari kamis atau jumat beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi.“Madi pada hari jumat adalah wajib bagi setiap Muslim yang telah dewasa (baligh). Demikian pula menggosok gigi dan memakai wangi-wangian.” (HR Muslim)
Tidak Pernah Banyak Makan Sabda Rasul:“Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan).” (Muttafaq Alaih)Dalam tubuh manusia ada tiga ruang untuk 3 benda: Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan. Bahkan ada satu tarbiyyah khusus bagi ummat Islam dengan adanya puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan.
Gemar Berjalan Kaki Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainnya.Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori-pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.
Tidak Pemarah Nasehat Rasulullah: “Jangan Marah” diulang sampai tiga kali. Ini menunjukan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa.Ada terapi yang tepat untuk menahan amarah:Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring.Membaca Ta’awwudz, karena marah itu datangnya dari syaitan.Segeralah Berwudhu.Shalat dua Rakaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati.
Optimis Dan Tidak Putus Asa Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqamah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah Swt.Tak
Pernah Iri Hati
Untuk menjaga stabilitas hati dan kesehatan jiwa, mentalitas maka jauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat.
Adalah cinta, memang luar biasa ia seperti seekor semut yang merayap di malam pekat, tanpa suara dan sangat sukar di cerna oleh alat indera, tapi keberadaanya tetap di rasakan oleh kita. Itulah wujud dari kasih sayang sang pencipta, keagungan dan kebijaksanaan-nya, kekuatan dan kemahaperkasaan-nya, terangkum semua dalam kasih sayang-nya yang tercurah kepada hambanya berupa karunia dan kenikmatan yang tak terhingga jumlahnya.
Dari sekian banyak cinta yang bersemi, ada satu cinta yang teramat suci, cinta murni sejati, cinta yang memiliki tempat tertinggi, yaitu: cinta kepada Ilahi Rabbi yang menciptakan alam semesta ini. Cinta kepada Dzat yang maha pencipta tidak membuat para pecinta tersiksa. Cinta kepada seseorang, membuat kita penasaran, takut ditolak, dan takut di permalukan. Tetapi cinta kepada maha kuasa akan mendatangkan kebahagiaan, kebahagiaan yang tidak pernah di rasakan oleh pencipta-pencipta lainya. Kecintaan kepada Allah adalah tujuan terjauh dan inilah derajat cinta tertinggi. Cintanya orang-orang yang yakin dan kekuatan imanya sangat mengagumkan. Allah berfirman: “ Adapun orang-orang yang beriman, amat sangat cinta mereka pada Allah”. ( QS.Al-baqarah:165) Dan Allah berfirman “ Allah Mencintai mereka, dan mereka pun mencintainya”. (QS. Al-Maidah:54)
Seorang tokoh sufi wanita bernama Rabi’ah bin Ismail Al-Adawiyah adalah contoh dari para pecinta yang memiliki derajat cinta tertinggi. Cinta Rabi’ah kepada Allah swt, cinta yang abadi yang memiliki segala yang ada. Cinta abadi yang memiliki segala yang ada. Cinta abadi itu, tidak takut pada apa saja dan siapa saja walaupun pada neraka, seperti yang diucapkan dalam syairnya: “ Kujadikan dikau sebagai teman bicara dengan qalbuku, badan kasarku biarlah bicara dengan insane jasadku, biarlah berbicara dengan tulangku, namun isi hatiku tetaplah untuk-mu”. Ibadah yang dilakukanya setiap pagi dan sore, siang malam, adalah hanya karena cintanya yang suci dan abadi, seperti dalam ucapanya.
“ Seandainya aku ibadah kepadamu karena takut akan siksa neraka, maka biarkanlah neraka itu bersamaku, dan sekiranya aku berharap hanya sekedar mengharapkan surga, maka jauhkanlah surga dariku. Akan tetapi bila aku beribadah karena cinta semata, maka limpahkanlah kerinduan kepadamu selau….” Apabila seorang hamba telah sangat dalam rasa cintanya kepada Allah maka akan timbullah kerinduan-kerinduan untuk berjumpa denganya.
Telah dikabarkan pula bahwa Allah Swt, kepada Nabi Dawud as: “ Ya Dawud, sampaikanlah kepada penghuni numi-ku, bahwa aku adalah kekasih bagi siapa yang cinta kepadaku, aku teman duduk bagi siapa yang duduk denganku, teman bagi siapa yang berteman denganku, pemilih bagi siapa yang memilihku, dan menuruti siapa yang mentaatiku, apabila seorang hamba mencintaiku, dan aku tahu bahwa itu sebagai keyakinan dari hatinya, maka aku menerimanya bagi diriku, dan mencintainya dengan kecintaan yang tidak di dahului oleh seorang pun dari makhluk ku, barang siapa mencariku dengan kebenaran, ia pun mendapatiku, dan barangsiapa yang mencari selainku, maka ia pun tak akan menjumpaiku”.
Tanda Allah swt, mencintai hambanya ialah Allah menimpakan keresahan dalam hati hambanya terhadap apa saja selain Allah, hingga pada akhirnya yang ia cari hanyalah Allah, Nabi Saw bersabda: “ apabila Allah mencintai hambanya dia mengujinya, jika ia sangat mencintainya maka Allah pun mencobanya”. Cobaan yang bertubi-tubi, penderitaan yang silih berganti, adalah bukti cinta Allah pada hambanya, sebab dengan musibah dan derita itu Allah melenyapkan dosa-dosa,
Demikianlah kemurnian cinta sejati, cinta yang suci, cinta yang tertinggi, semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan yang dicinta dan dikasihinya dan semoga kita betul-betul ikhlas dan ridho atas cobaan dan ujian yang di berikan Allah pada kita, sehingga Allah pun ridho kepada kita, Amin ……………
BetApa kecIL maNusia di tengAh HamParan DuNia, KeruGianlah baGi meReka Yang Tiada MentafakurinYa.
Bilakah HaTI manusIa terBuka UntuK TuHanya, kedamaianLah BagI meReka di Saat JumPa deNGanNya....