Pagi ini…seperti biasanya menjalani rutinitas sehari-hari, berangkat kerja seperti biasa naik kereta ekonomi dan setiap pagi selalu tampak pemandangan yang hampir sama begitu banyak orang yang cukup setia menjadi pengguna alat transportasi ini. Setibanya di stasiun tujuanku banyak lalu lalang para karyawan, ibu-ibu dan tampak juga mahasiswa-mahasiswa yang menunggu datangnya kereta yang mengantarkan mereka ke tujuan masing-masing. Sebenarnya pagi ini, tidak ada yang istimewa dalam perjalanku menuju tempat kerja. Tidak jauh lagi aku sampai pintu pagar kantor, dari kejauhan terlihat satu sosok, yang mungkin selama satu tahun aku bekerja di sini baru kali ini aku melihatnya.Mungkin juga sering kali aku melihat bahkan sering mendengar suaranya yang di gunakan sebagai salah satu media untuk menarik perhatian para pengguna jasanya.
Dari kejauhan, mataku menangkap sosok Bapak tua denagn posturnya yang kecil agak sedikit membungkuk tampak sedang duduk kelelahan. Kenapa ya…Bapak itu duduk di situ…? Apa karena beliau capek’ atau sengaja menunggu pengguna jasanya?? Kalau memang capek…ini khan masih pagi? Beberapa pertanyaan muncul seketika. Jawaban pastinya akupun belum tahu….dan semakin dekat terlihat ternyata beliau membawa perlengkapan sol sepatu, Subhanalloh……… Di usianya yang senja, Bapak ini masih bekerja. Pertanyaanya untuk siapa beliau membanting tulang di usia senjanya ini?? Dan itulah yang menjadikan pertanyaan bagiku, tanpa bermaksud untuk ingin tahu urusan orang lain. Karena di balik itu semua, mungkin kita dapat mengambil hikmah yang cukup besar, Insya Alloh ………………… Sudah lama aku berniat menjahitkan sandal yang belum lama aku beli, dan aku bermaksud untuk meminta bantuan Bapak ini, Mungkin dapat sedikit menambah maisyah beliau. Buru-buru aku masuk ke kantor untuk mengambil sandalku,Terlihat beliau masih duduk di sebelah luar pagar kantor. “ sol sepatu ya pak…?? “ Iya neng…jawab beliau”. Iya nich pak…..sendal saya, masa belum lama di pakai udah rusak padahal baru beli. ( ya iyalah..orang sandal murah J J) Bapak itu..mulai melihat-lihat dan langsung mengerjakanya, Tidak begitu lama beliau hampir menyelesaikan separuh jahitanya. Ehm……sambil menunggu beliau selesai mengerjakan jahitan sandalku, aku sedikit bertanya pada Bapak itu, singkat cerita ternyata nama beliau adalah Bapak Mansur, dan beliau berasal dari sebuah daerah di Jawa Barat. “ sudah berapa lama pak.. usaha sol sepatunya?? Wah..saya mah sudah 20 tahun neng…?? Terang beliau. Subhanallah….20 tahun!! Sungguh sabar dan istiqomah Pak mansur, mungkin beliau sudah mencoba beberapa usaha yang lain lain, tapi dengan kesabaran dan ketelatenan beliau, beliau sanggup menghidupi keluarga dan 6 orang anaknya.
Anak….???? Ya…ternyata beliau di karuniai 6 orang putra yang sekarang tinggal di kampung bersama istrinya, Dan menurut cerita beliau…ke enam anaknya sudah berkeluarga. Semakin bertanya-tanya aku..! Kemana mereka? Kenapa mereka tega membiarkan Bapak yang sudah sepuh ini, bekerja! Padahal bila melihat usianya Pak Mansur seharusnya sudah beristirahat di rumah dan menikmati masa tuanya. Dan lebih membuatku terharu…beliau tinggal di Jakarta sendiri, Ya Alloh……di usianya yang seharusnya beliau mendapatkan perhatian, pelayanan dari anak-anaknya. Beliau melalui itu semua di Jakarta sendiri, terbayang beliau harus mencuci bajunya sendiri belum lagi keperluan-keperluan lainya yang harus beliau lakukan sendiri. Satu lagi pertanyaan dariku untuk beliau. “ maaf pak’ kenapa tidak istirahat saja ….kok masih bekerja?? Sebuah jawaban yang cukup simple tapi menurutku sungguh dapat menjadikan sebuah pelajaran besar bagi kita semua, termasuk aku sendiri. “ saya..mah’ ga betah neng, kalau musti nganggur di rumah, Cuma duduk-duduk aja, ngga ada yang bisa di kerjain”. Kalau nungguin musim di kebun…khan lama. Iya sich neng…..istri saya juga sudah ngelarang saya, suruh istrirahat saja di kampung, tapi gimana neng…??
Malu…malu rasanya, aku sendiri masih kadang suka mengeluh dengan padatnya pekerjaan. Subhanalloh….sungguh pelajaran yang sangat berharga pagi ini bagiku. Teringat akan pesan dari kakak ku sayang, beliau pernah bilang, “ setiap tempat adalah sekolahan, dan setiap orang adalah guru “. Dan inilah salah satunya. Tapi tidak cukup lama aku bisa ngobrol dengan beliau, karena aku harus mulai kerja. Tak terasa…sandalku di sulap J pak mansur jadi terlihat kuat, dengan jahitan beliau. “ udah nich neng…..! sambil di lihat-lihat kembali sandal yang sudah selesai di jahitnya. “ iya pak..! Berapa pak….? ‘ Terserah neng lah….’, jawabnya pelan. Aku keluarkan uang selembar dari dompet, mudah-mudahan itu tidak terlalu murah untuk mengganti jasa beliau. “ terima kasih banyak pak….! Sambil ku berikan uang itu. “ iya di terima….jazakalloh khoiron katsir….”. jawab beliau lirih. Sambil membawa sandalku….aku masih menyimpan kekaguman kepada beliau atas keteguhannya, dan betapa beliau tidak mau bergantung kepada orang lain. Dan sepertinya tidak semua orang mempnyai ilmu ini.Subhanalloh…..sungguh istiqomah pak mansur.
Mari kita perhatikan di sekeling kita, sungguh begitu banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Entah itu kesabaran yang luar biasa, kerja keras dan kemauan yang besar atau bahkan keistiqomahanya di bumi Alloh yang terhampar luas kenikmatan ini. Mungkin saat ini di antara kita sedang merasakan begitu lemah, dan merasakan bahwa hidup ini tidak berpihak pada kita dengan mengahadapi ujian yang kian henti.
Subhanalloh…betapa Alloh begitu sayang kepada kita dengan memberikan kita ujian dan cobaan. Pernah suatu ketika Alloh memerintahkan Malaikat jibril untuk memberikan ujian kepada si Fulan, Tahukah kita maksud dari perintah Alloh kepada Malaikat Jibril?? Karena Alloh rindu do’a dari si Fulan, maka Alloh ingin memeberikan ujian dengan begitu si fulan akan memohon bermunajat kepadanya. Subhanalloh…betapa Alloh begitu sayang kepada kita dengan memberikan kita ujian dan cobaanya. Betapa nikmat yang tiada tara ketika Alloh merindukan kita, kita sendiri baru mendengar bahwa sahabat kita sangat rindu ingin bertemu dengan kita, begitu bahagianya kita.
Setiap ujian itu dapat berupa apapun, entah kita merasakan bahwa kita sedang dalam kesempitan atau bahkan kelapangan. Ataupun di hadapkan pada sebuah pilihan. Karena ketika kita merasakan keadaan hidup kita di penuhi dengan kenikmatan saja, sesungguhnya itu merupakan ujian juga dari Alloh. Apakah kita akan tetap mengingatnya dan tetap bersyukur atas segala nikmatnya. Karena ujian berat itu justu ketika berada dalam keadaan yang lapang. Karena kadang kita merasa lupa.
“ Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu orang-orang yang beriman. QS. Ali Imran : 139 ). Manusia memang lemah…dan Alloh lah yang membuat kelemahan itu menjadi kuat. Karena pada kelemahan itulah, sandaran pada Alloh semakin kuat, sehingga suplai tenaga dan keyakinan itu bertambah, Insya Alloh …… |